Sabtu, 17 Desember 2011
SURVIVAL RAPLING
TEKNIK HIDUP ALAM BEBAS BERSAMA RAPLING 2011
Untuk dapat menikmati kehidupan alam bebas yang memang kadang-kadang penuh dengan resiko, tidak ada jalan lain selain memahami karakteristik alam tersebut. Gejolak-gejolak yang di timbulkan oleh alam memerlukan suatu teknik untuk mengatasinya
Kebebasan dan kepuasan biasanya suatu hal awal yang ingin dicapai oleh seseorang dalam beraktifitas di alam bebas. Pada fase ini subyek belum memikirkan hal-hal yang akan menimpa dirinya. Jarang terpikir oleh subyek hambatan-hambatan dan resiko yang akan ia terima.
Pendakian
Pada fase berikutnya subyek yang tentu saja sering terjun ke medan operasi, akan semakin mengerti mengenai hambatan-hambatan yang akan ia hadapi. Pada fase inilah timbul kesadaran subyek untuk belajar memeahkan masalah-masalah itu.
KEGIATAN ALAM BEBAS SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN DIRI
Pada hakekatnya setiap manusia perlu akan pengembangan diri. Hambatan dan tantangan inilah yang sebenarnya membuat diri subyek berkembang. Hal tersebut juga yang menimbulkan kesadaran atas kemampuan diri seseorang. Jika seseorang telah sadar akan kemampuan dirinya maka setidaknya ia dapat memilih resiko yang ditimbulkan dalam melakukan kegiatan di alam bebas.
Pengembangan diri ini diikuti oleh kemampuan untuk mengikuti alur situasi tersebut. Dalam berkegiatan di alam bebas seringkali kita berhadapan dengan ketidakpastian, rasa takut, rasa cemas, ketidaknyamanan dan hal-hal lain yang menyangkut psikis seseorang. Hal-hal seperti inilah yang mengarahkan diri seseorang untuk mencapai suatu kepercayaan diri yang nantinya berkembang menjadi suatu kemandirian.
Untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut, jelas diperlukan suatu keahlian, ketrampilan dan pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah tersebut. Semuanya dapat dicapai dengan praktek langsung di lapangan, meskipun teori-teori tersebut dapat diperoleh di ruangan.
PETUALANGAN, RESIKO DAN KESELAMATAN
Petualangan adalah sebuah pengalaman yang hasilnya terkadang tidak pasti. Ketidakpastian ini timbul karena informasi penting yang diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut mungkin hilang, tidak jelas, atau tidak diketahui.
contohnya :
* lingkungan baru yang belum dikenal dengan baik
* resiko yang tidak dapat diprediksikan
* keraguan tentang kemampuan diri
Resiko adalah kemungkinan hilangnya sesuatu yang berharga. Kehilangn tersebut dapat berupa cedera fisik, mental ataupun finansial. Diperlukan suatu pengambilan keputusan untuk menghindari, mengambil, memilih resiko secara rasional. Hal-hal tersebut dimaksudkan untuk keselamatan subyek pelaku kegiatan alam bebas. Inti dari keselamatan adalah penggabungan prosedur yang digunakan agar resiko yang diterima berada dalam batas yang wajar.
hiking
PEMACAHAN MASALAH
Masalah biasanya bersifat tantangan beserta pemecahannya.
Unsur-unsur dari hal tersebut dikategorikan sebagai berikut :
* kerjasama
* komunikasi
* kepercayaan
* pengambilan keputusan
* pertimbangan
TRANSFER PELAJARAN
Menurut Mchael Gas, ada tiga tahapan untuk mentransfer pelajaran dalam adventure education.
1. Specific Transfer
Meliputi penggunaan ketrampilan yang serupa dalam situasi serupa
2. Non Specific Transfer
Berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dipelajari
3. Methaphoric Transfer
Meliputi penggunaan apa yang dipelajari dalam situasi yang berbeda
KEGIATAN BELAJAR DI ALAM BEBAS
1. Experimantal
dialami langsung dan diikuti dengan diskusi tentang refleksi apa yang dialami
2. Dramatis
emosi dan ketegangan akan memfokuskan pikiran
3. Hal baru
lingkungan yang unik, menghilangkan hirarki
4. Konsekuensi
hasil nyata memberikan feedback pada perilaku
5. Metaforik
analogi suatu situasi untuk situasi yang lain
6. Transfer
Memberikan perubahan yang positif terhadap perilaku
ALAM TEMPAT MELAKUKAN KEGIATAN
Kegiatan di alam bebas beragam bentuknya tergantung dari bentuk alam yang kita hadapi. Gambaran alam beserta bentuk kegiatannya :
* Hutan dan gunung : Penjelajahan dan pendakian
* Rawa dan pantai : susur pantai
* Laut : surfing, diving, dll
* Gua : caving
* Udara : gantole, paragleding, dll
* Tebing : rock climbing
* Sungai : Rafting
* dll
MASALAH DAN HAMBATAN KEGIATAN ALAM BEBAS
Ada dua faktor utama yang berkaitan dengan masalah dan hambatan kegiatan alam bebas
1. Faktor individu
- mental dan fisik
- pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman
2. Faktor alam
- cuaca dan keadaan geografis
- mahluk hidup yang lain
SURVIVAL
TEKNIK HIDUP ALAM BEBAS BERSAMA RAPLING 2011
Untuk dapat menikmati kehidupan alam bebas yang memang kadang-kadang penuh dengan resiko, tidak ada jalan lain selain memahami karakteristik alam tersebut. Gejolak-gejolak yang di timbulkan oleh alam memerlukan suatu teknik untuk mengatasinya
Kebebasan dan kepuasan biasanya suatu hal awal yang ingin dicapai oleh seseorang dalam beraktifitas di alam bebas. Pada fase ini subyek belum memikirkan hal-hal yang akan menimpa dirinya. Jarang terpikir oleh subyek hambatan-hambatan dan resiko yang akan ia terima.
Pendakian
Pada fase berikutnya subyek yang tentu saja sering terjun ke medan operasi, akan semakin mengerti mengenai hambatan-hambatan yang akan ia hadapi. Pada fase inilah timbul kesadaran subyek untuk belajar memeahkan masalah-masalah itu.
KEGIATAN ALAM BEBAS SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN DIRI
Pada hakekatnya setiap manusia perlu akan pengembangan diri. Hambatan dan tantangan inilah yang sebenarnya membuat diri subyek berkembang. Hal tersebut juga yang menimbulkan kesadaran atas kemampuan diri seseorang. Jika seseorang telah sadar akan kemampuan dirinya maka setidaknya ia dapat memilih resiko yang ditimbulkan dalam melakukan kegiatan di alam bebas.
Pengembangan diri ini diikuti oleh kemampuan untuk mengikuti alur situasi tersebut. Dalam berkegiatan di alam bebas seringkali kita berhadapan dengan ketidakpastian, rasa takut, rasa cemas, ketidaknyamanan dan hal-hal lain yang menyangkut psikis seseorang. Hal-hal seperti inilah yang mengarahkan diri seseorang untuk mencapai suatu kepercayaan diri yang nantinya berkembang menjadi suatu kemandirian.
Untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut, jelas diperlukan suatu keahlian, ketrampilan dan pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah tersebut. Semuanya dapat dicapai dengan praktek langsung di lapangan, meskipun teori-teori tersebut dapat diperoleh di ruangan.
PETUALANGAN, RESIKO DAN KESELAMATAN
Petualangan adalah sebuah pengalaman yang hasilnya terkadang tidak pasti. Ketidakpastian ini timbul karena informasi penting yang diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut mungkin hilang, tidak jelas, atau tidak diketahui.
contohnya :
* lingkungan baru yang belum dikenal dengan baik
* resiko yang tidak dapat diprediksikan
* keraguan tentang kemampuan diri
Resiko adalah kemungkinan hilangnya sesuatu yang berharga. Kehilangn tersebut dapat berupa cedera fisik, mental ataupun finansial. Diperlukan suatu pengambilan keputusan untuk menghindari, mengambil, memilih resiko secara rasional. Hal-hal tersebut dimaksudkan untuk keselamatan subyek pelaku kegiatan alam bebas. Inti dari keselamatan adalah penggabungan prosedur yang digunakan agar resiko yang diterima berada dalam batas yang wajar.
hiking
PEMACAHAN MASALAH
Masalah biasanya bersifat tantangan beserta pemecahannya.
Unsur-unsur dari hal tersebut dikategorikan sebagai berikut :
* kerjasama
* komunikasi
* kepercayaan
* pengambilan keputusan
* pertimbangan
TRANSFER PELAJARAN
Menurut Mchael Gas, ada tiga tahapan untuk mentransfer pelajaran dalam adventure education.
1. Specific Transfer
Meliputi penggunaan ketrampilan yang serupa dalam situasi serupa
2. Non Specific Transfer
Berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dipelajari
3. Methaphoric Transfer
Meliputi penggunaan apa yang dipelajari dalam situasi yang berbeda
KEGIATAN BELAJAR DI ALAM BEBAS
1. Experimantal
dialami langsung dan diikuti dengan diskusi tentang refleksi apa yang dialami
2. Dramatis
emosi dan ketegangan akan memfokuskan pikiran
3. Hal baru
lingkungan yang unik, menghilangkan hirarki
4. Konsekuensi
hasil nyata memberikan feedback pada perilaku
5. Metaforik
analogi suatu situasi untuk situasi yang lain
6. Transfer
Memberikan perubahan yang positif terhadap perilaku
ALAM TEMPAT MELAKUKAN KEGIATAN
Kegiatan di alam bebas beragam bentuknya tergantung dari bentuk alam yang kita hadapi. Gambaran alam beserta bentuk kegiatannya :
* Hutan dan gunung : Penjelajahan dan pendakian
* Rawa dan pantai : susur pantai
* Laut : surfing, diving, dll
* Gua : caving
* Udara : gantole, paragleding, dll
* Tebing : rock climbing
* Sungai : Rafting
* dll
MASALAH DAN HAMBATAN KEGIATAN ALAM BEBAS
Ada dua faktor utama yang berkaitan dengan masalah dan hambatan kegiatan alam bebas
1. Faktor individu
- mental dan fisik
- pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman
2. Faktor alam
- cuaca dan keadaan geografis
- mahluk hidup yang lain
Untuk dapat menikmati kehidupan alam bebas yang memang kadang-kadang penuh dengan resiko, tidak ada jalan lain selain memahami karakteristik alam tersebut. Gejolak-gejolak yang di timbulkan oleh alam memerlukan suatu teknik untuk mengatasinya
Kebebasan dan kepuasan biasanya suatu hal awal yang ingin dicapai oleh seseorang dalam beraktifitas di alam bebas. Pada fase ini subyek belum memikirkan hal-hal yang akan menimpa dirinya. Jarang terpikir oleh subyek hambatan-hambatan dan resiko yang akan ia terima.
Pendakian
Pada fase berikutnya subyek yang tentu saja sering terjun ke medan operasi, akan semakin mengerti mengenai hambatan-hambatan yang akan ia hadapi. Pada fase inilah timbul kesadaran subyek untuk belajar memeahkan masalah-masalah itu.
KEGIATAN ALAM BEBAS SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN DIRI
Pada hakekatnya setiap manusia perlu akan pengembangan diri. Hambatan dan tantangan inilah yang sebenarnya membuat diri subyek berkembang. Hal tersebut juga yang menimbulkan kesadaran atas kemampuan diri seseorang. Jika seseorang telah sadar akan kemampuan dirinya maka setidaknya ia dapat memilih resiko yang ditimbulkan dalam melakukan kegiatan di alam bebas.
Pengembangan diri ini diikuti oleh kemampuan untuk mengikuti alur situasi tersebut. Dalam berkegiatan di alam bebas seringkali kita berhadapan dengan ketidakpastian, rasa takut, rasa cemas, ketidaknyamanan dan hal-hal lain yang menyangkut psikis seseorang. Hal-hal seperti inilah yang mengarahkan diri seseorang untuk mencapai suatu kepercayaan diri yang nantinya berkembang menjadi suatu kemandirian.
Untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut, jelas diperlukan suatu keahlian, ketrampilan dan pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah tersebut. Semuanya dapat dicapai dengan praktek langsung di lapangan, meskipun teori-teori tersebut dapat diperoleh di ruangan.
PETUALANGAN, RESIKO DAN KESELAMATAN
Petualangan adalah sebuah pengalaman yang hasilnya terkadang tidak pasti. Ketidakpastian ini timbul karena informasi penting yang diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut mungkin hilang, tidak jelas, atau tidak diketahui.
contohnya :
* lingkungan baru yang belum dikenal dengan baik
* resiko yang tidak dapat diprediksikan
* keraguan tentang kemampuan diri
Resiko adalah kemungkinan hilangnya sesuatu yang berharga. Kehilangn tersebut dapat berupa cedera fisik, mental ataupun finansial. Diperlukan suatu pengambilan keputusan untuk menghindari, mengambil, memilih resiko secara rasional. Hal-hal tersebut dimaksudkan untuk keselamatan subyek pelaku kegiatan alam bebas. Inti dari keselamatan adalah penggabungan prosedur yang digunakan agar resiko yang diterima berada dalam batas yang wajar.
hiking
PEMACAHAN MASALAH
Masalah biasanya bersifat tantangan beserta pemecahannya.
Unsur-unsur dari hal tersebut dikategorikan sebagai berikut :
* kerjasama
* komunikasi
* kepercayaan
* pengambilan keputusan
* pertimbangan
TRANSFER PELAJARAN
Menurut Mchael Gas, ada tiga tahapan untuk mentransfer pelajaran dalam adventure education.
1. Specific Transfer
Meliputi penggunaan ketrampilan yang serupa dalam situasi serupa
2. Non Specific Transfer
Berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dipelajari
3. Methaphoric Transfer
Meliputi penggunaan apa yang dipelajari dalam situasi yang berbeda
KEGIATAN BELAJAR DI ALAM BEBAS
1. Experimantal
dialami langsung dan diikuti dengan diskusi tentang refleksi apa yang dialami
2. Dramatis
emosi dan ketegangan akan memfokuskan pikiran
3. Hal baru
lingkungan yang unik, menghilangkan hirarki
4. Konsekuensi
hasil nyata memberikan feedback pada perilaku
5. Metaforik
analogi suatu situasi untuk situasi yang lain
6. Transfer
Memberikan perubahan yang positif terhadap perilaku
ALAM TEMPAT MELAKUKAN KEGIATAN
Kegiatan di alam bebas beragam bentuknya tergantung dari bentuk alam yang kita hadapi. Gambaran alam beserta bentuk kegiatannya :
* Hutan dan gunung : Penjelajahan dan pendakian
* Rawa dan pantai : susur pantai
* Laut : surfing, diving, dll
* Gua : caving
* Udara : gantole, paragleding, dll
* Tebing : rock climbing
* Sungai : Rafting
* dll
MASALAH DAN HAMBATAN KEGIATAN ALAM BEBAS
Ada dua faktor utama yang berkaitan dengan masalah dan hambatan kegiatan alam bebas
1. Faktor individu
- mental dan fisik
- pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman
2. Faktor alam
- cuaca dan keadaan geografis
- mahluk hidup yang lain
Senin, 05 Desember 2011
Membaca Kompas azimut (RAPLING)
TEKNIK PETA KOMPAS ,Azimuth dan Back Azimuth,Resection,Intersection,Koreksi sudut
TAK AKAN LUPUT DARI PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI SUATU TEMPAT
1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
sumber cuyacuza.wordpress.com
TEKNIK PETA KOMPAS ,Azimuth dan Back Azimuth,Resection,Intersection,Koreksi sudut
TAK AKAN LUPUT DARI PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI SUATU TEMPAT
1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
sumber cuyacuza.wordpress.com
TAK AKAN LUPUT DARI PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI SUATU TEMPAT
1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
sumber cuyacuza.wordpress.com
TEKNIK PETA KOMPAS ,Azimuth dan Back Azimuth,Resection,Intersection,Koreksi sudut
TAK AKAN LUPUT DARI PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI SUATU TEMPAT
1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
sumber cuyacuza.wordpress.com
Kamis, 01 Desember 2011
RAPLING (Remaja Aktivis Peduli Lingkungan)
RAPLING adalah sebuah lembaga peduli lingkungan yang berbasis masyarakat. yang didirikan tahun 05-06-1996 di kota metro lampung.
beberapa misi utama lembaga ini adalah.
1. menjaga alam dan lingkungan
2. mewadahi remaja agar menjadi generasi yang peduli kepada lingkungan dan alam sekitar.
3. mendekatkan para remaja kepada sang pencipta.
Langganan:
Postingan (Atom)